Yes or No [6th Chapter]

Amber POV

“Krystal..” aku mengetuk pintu kamarku, berharap Krystal segera membukakannya. Hhhhh.. Come on, Krys jika aku salah kumohon maafkan aku. Klek. Thanks God ia membukakan pintu kamar kami. Krystal berjalan ke arah tempat tidur dan membaringkan tubuhnya di atas sana. Kulepas sepatuku dan menyimpannya di rak sepatu. Hm? Kulihat kotak first aid tepat di sebelah rak sepatu.

“Kau baru bangun tidur, Krys?” kuhampiri Krystal kemudian duduk di sampingnya.

“Apa wajahku terlihat seperti orang bangun tidur?” ucapnya sambil meraih novel dan menarik pembatas halamannya. She talked to me.

“Tentu saja tidak, wajahmu jauh lebih cantik ketika baru bangun tidur”

“Ya!” ucapnya sambil memukul lenganku dengan novelnya.

“Bagaimana kakimu?”

“Kakiku? Masih ada dua” ucapnya sambil mengangkat selimut yang menutupi kakinya. Eugh, memar dan bengkak.

“Kau sudah memakai gel ini?” Krystal menggelengkan kepalanya. Aku berjalan ke arah kakinya dan membuka tutup gelnya.

“Oleskan selembut mungkin, Am. Jika aku merasakan sakit akan ku dorong kau agar terjatuh dari beranda”

“Hahaa yes sir!” aku mengoleskan gel pereda bengkak di sekitar pergelangan kakinya dengan selembut mungkin agar ia tak merasakan sakit sama sekali.

“Gelnya terasa dinginkan?” ia mengangguk sambil menutup wajahnya, hahaha.

“Apa sudah selesai?” ia mengintip dari sela-sela jarinya, aku hanya tersenyum dan kembali duduk di sampingnya.

“This is for you” ucapku sambil memberikan satu kotak susu cokelat untuknya. Ia segera meraihnya.

“Apa kau tak lelah?” tanyanya, kali ini ia menatapku.

“Tentu saja aku lelah, Krys. Sudah lama sekali aku tak berolah raga” Kubaringkan tubuhku di samping Krystal.

Krystal menusukkan sedotan ke kotak susunya dan mulai menyedotnya, kuraih boneka kura-kura miliknya.

“Kau tak boleh menyentuhnya.” ia menarik boneka miliknya dari genggamanku, namun kulihat ia tersenyum.

“Sepertinya aku membuat Hyuna cemburu, Am. Aku tak mau mengecewakannya” kedua alisku menyatu.

“Does Hyuna really likes me?” aku bangkit dari tidurku dan besila di hadapan Krystal.

“Yea, everybody knows it, Am. Mhhh.. Do you feel the same, do you like her too?”

“As a friend? Off course I like her, she’s fun” kuselipkan rambut yang menutupi wajahnya kebalik telinganya.

“In another way? Do you ‘like’ her too?”

“It would be easier if you ask me, do I ‘like’ Krystal Jung?” ucapku sambil meraih handukku dan berjalan ke arah kamar mandi. Amber, wtf??

 

Keesokan Harinya. Krystal POV

Duk duk. Seseorang mengetuk pintu kamarku, kurasa itu Hyuna.

“Masuklah” ucapku.

“Hay..” ia berjalan perlahan memasuki kamar.

“Kau pasti belum sarapan, mari makan bersamaku” ucapku yang duduk di atas tempat tidur Amber sedangkan Amber sibuk menyiapkan sarapan di bawah lantai.

“Sudah selesai!” ucap Amber sambil memberikan mashed potato dan smoked beef kepada kami.

“Kau membuatkan untukku juga?” ucap Hyuna. Amber mengangguk.

“Krystal..”

“Hum?” aku mengangkat kedua alisku, siap mendengar Hyuna melanjutkan ucapannya.

“Perihal kemarin, maafkan aku. Kemarin adalah hari pertamaku datang bulan, so I’m a bit moody” oh off course, Hyuna sangat menyeramkan ketika datang bulan.

“It’s so okay, Hyuna” ucapku padanya sambil mulai mengunyah sarapanku. Amber berjalan ke arah kotak first aid dan mengambil gel pereda bengkak.

“Nanti saja, Am. Makanlah terlebih dahulu” namun ia tak meresponku dan tetap mengoleskan gel tersebut di seluruh pergelangan kakiku. Whoa, kakiku sudah tidak bengkak, hanya saja terlihat sedikit memar.

“Kau ada kelas filsafatkan pagi ini, Am?” tanya Hyuna.

“Yea, kau juga?” Amber bertanya balik sambil menghabiskan sarapannya.

“Yes, dan kau Krystal?” tanya Hyuna padaku.

“Kelas lain” Hyuna terlihat senang sekali, yea, okay. Kami semua telah menghabiskan sarapan masing-masing, lezat sekali. Amber memakai tasnya dan membawakan tasku.

“Biar kubantu kau berjalan, Krys” Amber meraih tangan kananku dan melingkarkannya di bahunya sedangkan tangan kirinya melingkar di pinggangku.

“Biar aku saja yang membantu Krystal, Am. Bahumu terlalu tinggi untuknya” ucap Hyuna sambil menarik tangan kananku. Amber hanya berdiri terpaku kemudian mengikuti kami dari belakang.

“Tak usah berjalan terlalu cepat, Hyuna, Krystal” Aku menoleh pada Amber yang berjalan di belakangku, tatapannya terlihat sendu kemudian ia mengelus kepalaku dengan lembut, anak ini cari perkara saja.

Three days latter

“Kenapa malam ini panas sekali?” keluhku sambil berjalan dengan berat langkah.

“Buka saja sweatermu, Krystal” usul Amber dan aku menurutinya.

“Amber, here..” aku menarik tangan Amber dan berlari ke belakang gedung sekolah. Kulihat langit malam yang penuh dengan bintang di ruang terbuka ini. Aku menoleh ke arah Amber yang terlihat kebingungan. Kulepas sepatuku.

“Lepas sepatumu” perintahku padanya, dan ia melepas sepatunya. Aku menarik tangan Amber dan berlari secepat mungkin.

“No, Krystal don’t!” ku lepas peganganku dan byuuuur!

Ku ceburkan diriku ke dalam kolam renang kampus.

“Krystal you can swimming, right?” matanya membulat.

“Kemarilah, air kolam renangnya baru diganti” ku gerakkan kaki dan tanganku agar tetap bisa menjaga posisi kepalaku di atas air. Amber tersenyum dan ikut masuk ke dalam kolam.

“Kau tahu aku suka air? Aku suka sekali laut..” oh Amber juga perenang yang baik.

“Kurasa semua orang tahu itu, Krys. Lebih spesifik mungkin..”

“Jelly fish.. aku suka jelly fish. Namun susah sekali merawat hewan yang satu itu”

“Begitukah?” tanyanya. Aku mengangguk. Drup drup drup drup drup! Whoa, hampir semua lampu di sekitar kolam renang ini di padamkan.

“Amber look, ada security” ku genggam tangan Amber dan menenggelamkan tubuh kami agar tak ketahuan security yang sedang mengontrol lokasi. Di dalam air, aku menoleh ke arah Amber, eugh anak ini sedang memandangi wajahku. Hap! Kami muncul kembali ke permukaan. Sebaiknya aku keluar dari kolam, Amber membantuku naik ke atas.

“Sudah tidak gerahkan?” tanya Amber sambil mengambil kedua pasang sepatu dan tas kami dan berlari ke arah dorm.

“Ya Tuhan, kalian kenapa nak?” Ms. Amie terkejut melihat kami yang basah kuyup.

“Tak apa Ms. Kami habis kehujanan” Lalu Ms. Amie mengalihkan pandangannya ke luar gedung, meyakinkan dirinya bahwa hari ini tidak turun hujan sama sekali.

“Kalian bau klorin, anak-anak!” ia berteriak sedangkan aku dan Amber berlari sebelum ia berniat untuk mengintrogasi kami.

“Hahahahha” aku tertawa geli dan segera mengunci pintu kamar dan meraih handukku.

“Aku mandi di kamar mandi Hyuna ya, Am” aku tak akan membiarkan Amber menungguku mandi dalam keadaan basah dan kedinginan. Hm? Tapi apa yang akan ku katakan pada Hyuna? Aku menceburkan diriku ke kolam renang kampus bersama dengan Amber. Ide buruk Krystal! Aku berputar kembali ke kamarku, klek.

“Oh my gosh, sorry..” ku tutup wajahku, baru saja kulihat Amber melepas kausnya dan melihatnya hanya dengan sport bra berwarna biru tua.

“Kenapa? Ada yang tertinggal?” Amber menghampiriku yang masih menutup wajah.

“Ya! Jangan dekat-dekat” aku mendorong perutnya, Ah! stupid Krystal aku menyentuh perutnya yang basah. Aku kembali berlari keluar kamar. Egh! Aku harus kemana?

“Hey Krystal Jung, what’s wrong with you?” shut up, Am!

—

Aku kembali ke dalam kamar setelah menumpang mandi di kamar sebelah, bukan… Bukan di kamar Hyuna. Klek. Kulihat Amber sedang duduk bersandar di atas tempat tidur sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil, ia mengenakan kaus putih dan celana selutut berwarna hitam. Setelah melihatku masuk ia menyimpan handuknya dan matanya mengikuti kemana aku berjalan. Aku suka wajahnya setiap hambis mandi, uh? What are you just thinking about, Krystal?

“What?” ucapku sambil merangkak naik ke atas tempat tidur, duduk di sampingnya.

“Nothing, hanya saja aku suka wajahmu setiap sehabis mandi” Jeez, we have the same though.

“Eugh, jangan membuatku takut dengan kata-katamu. Terdengar pervert”

“No I’m not a pervert” ia mengerucutkan bibirnya yang merah. Ku baringkan tubuhku, tak lama Amber juga melakukan hal yang sama.

“Let’s sleep” ucapku di dalam selimut.

“Aku kedinginan, Krystal. Jangan bergerak ya, tetap di sampingku seperti ini.” Ia ikut masuk ke dalam selimut. O-okay, Friend.

—

Still Krystal POV

“Hahahaa, cukup Daniel!” Daniel benar-benar penggoda, ia menggoda seluruh pria tampan di kampus ini aishhh.. kami berjalan ke arah kantin.

“Ugh my eyes hurt” seorang pria gempal tiba-tiba saja berbicara cukup keras di hadapan kami, dia bersama tiga temannya yang lain.

“Why, dude?” ucap yang lain.

“Cause love blow inside my eyes” jawab pria gempal tersebut.

“But I feel annoyed” lanjutnya.

“Why? tell us” sambung temannya yang lain.

“Karena di hadapanku terdapat rombongan orang-orang gay”

“Ewhhh!” ucap mereka bersamaan.

“Please don’t be too much” ucap Amber kepada pria-pria di hadapan kami.

“Kurasa kau harus menjaga kelestarian alam kita, kau tahu ekosistem kita sedang tidak seimbang, bro” ucap salah satu dari mereka.

“Jika aku harus menjaga kelestarian dan yang kudapatkan hanyalah manusia-manusia seperti kalian, sepertinya akan lebih menyenangkan jika mempertahankan keadaan ini, let’s go honey” ucapku sambil meraih lengan Amber.

“Hold on, guys! Bolehkan aku bertanya sesuatu? Apakah kalian merinding ketika berciuman?” what the fuck? Why they have to be so fuckin annoying!

Ku tarik lengan Amber dan sedikit menjinjit, kemudian kucium pipinya. E-euhm, semuanya terpaku, termasuk Amber dan diriku sendiri. Setelah beberapa detik dalam keheningan aku menarik tangan Amber untuk menjauhi mereka.

“Guys, mereka mungkin saja tidak merinding, tapi jika kita yang berciuman, sudah pasti akan terjadi electric shock. E-e-e electric shock, mwah!” goda Daniela dan aku malah menarik Amber keluar gedung kampus kami.

“Krystal!” seseorang memanggilku dari dalam mobil, w-whoa.

“Taemin!” ia berlari menghampiriku.

“Taemin apa yang kau lakukan disini?” tanyaku padanya.

“Tentu saja aku kesini untuk menemuimu, menjemputmu”

“Taeeemin!” Daniela berlari kecil ke arah Taemin dan segera merangkul lengan teman kecilku tersebut, haha dasar gadis penggoda. Taemin hanya tersenyum kepada Daniela.

“Kau sudah mengenal semuanyakan, kecuali Amber. Taemin ini Amber, Amber ini Taemin” ucapku dan merekapun bersalaman.

“Oh kau Amber yang jago memasak itu ya? Aku Taemin, kekasih Krystal” w-wait what?

 

Amber POV

Dug! K-kekasih Krystal?

“Oh, yeah I’m Amber”

“Okay Amber, Daniel dan yang lainnya. Aku pergi dulu ya dengan Krystal. Keluarganya memintaku menjemput Krystal untuk makan bersama. Sampai bertemu semuanya”

“Sampai bertemu lagi, Taemin” jawab Daniel. Ia membukakan pintu mobilnya untuk Krystal, untuk pertama kalinya aku ditinggal pergi Krystal dari kampus ini.

“Mereka pasangan yang serasi ya, sama-sama dari dari keluarga baik-baik, pintar dan tentunya cantik dan tampan.” Ucap Daniel.

“Yeah” Hyuna menjawab singkat.

“Hyuna, apa menurutmu Taemin menyenangkan?” tanya Daniel.

“Uh? Seperti yang kita tahu dia tampan, pintar, dan kaya. Tapi dia hanyalah orang normal pada umumnya, membosankan” jawab Hyuna

“Uh-huh terlalu hambar, tapi itulah kehidupan yang ideal, orang-orang normal. Aku yakin keluarga mereka tak suka melihat orang-orang semacam kita”

“Tentu saja, jangan lupa perihal Jessica” ucap Daniel dengan serius. Who is Jessica?

Aku berjalan memisahkan diri dari mereka, menuju café aunt Blair.

“Aunty, aku lapar, buatkan aku segelas flavored milk hangat, mmm rasa hazelnut” ucapku padanya sambil berjalan lemas ke arah etalase cake dan memilih salah satu cake yang paling mudah kujangkau.

Kutaruh sembarangan ranselku dan duduk di sofa favoritku. Kumasukkan satu potong cake ke dalam mulutku, tak lama aunt Blair mengantarkan minumanku dan duduk di hadapanku.

“Terimakasih, aunt” aku menunduk memandangi cangkir besar di hadapanku.

“Apa kuenya enak, sweetheart?” aku menggelengkan kepalaku.

“Tidak enak? Ada apa, nak? Wajahmu kusut sekali” ucapnya sambil sedikit merapihkan rambut bahkan alisku.

“Tidak, aku hanya sedang merasa bosan”

“Bosan? Bosan karena kau datang sendiri kesini? Kau bertengkar dengan Krystalmu?”

“No, Aunty. She’s with her family. Seorang pria tadi menjemputnya di kampus” jawabku, sambil memotong-motong cake di hadapanku.

“Jadi kueku tak enak karena itu?”

“Aunt please, jangan meledekku”

“Kau menyukainya ya?” tanyanya sambil sedikit terkekeh geli.

“Hm? Menyukai siapa? Krystal? Kau ini mengada-ngada saja, aunt..” aku berhenti memotong-motong cake milikku, tanganku mendadak terasa dingin dan kaku.

“Nak, kau bertingkah seperti anak laki-laki dari luar, bagaimana kau sesungguhnya dari dalam? Kurasa kau sama luar dan dalam”

“Maksudmu aku ini..” Mataku sedikit membulat.

“Aku tak mengatakan apa-apa, kau lebih tahu dirimu sendiri. Yang kulihat kalian selalu tertawa bersama, terlihat sangat bahagia, kau benar-benar terlihat menyukainya”

“As a friend, aunty, as a friend”

“Are you sure?” Dia memperhatikanku dengan kedua alis yang terangkat. Kepalaku terasa sakit.

—

Aku berbaring di kasurku sambil berusaha menyingkirkan pikiran-pikiran yang tak perlu. Kudengar pintu kamarku dibuka.

“Amber.. kenapa lampunya mati? Apa lampunya putus?” aku tak menjawab.

“Kau tidur?” ia bertanya lagi.

“I’m awake” jawabku pelan.

“Kau kenapa?” dia duduk di sisi kasur.

“Aku tak enak badan. Aku migraine, jika aku melihat cahaya, kepalaku akan semakin terasa sakit”

“Kau sudah minum obat, Am?”

“Uh um”

“Obat saja tidak cukup, sini, kemari biar kupijat kepalamu, hup, hup!” Krystal menyingsingkan lengan sweaternya. Kini aku terlentang dan membiarkan ia memijat kepalaku. Krystal memijat kepalaku dengan lembut sambil terus memperhatikan wajahku, kupalingkan pandanganku menuju matanya. Kini mata kami bertemu, ya Tuhan. Ternyata aku merindukannya.

 

To be Continued

 

Hallo. AAAAAAAAAAAAAAAA *rolling*rolling again* ini udah bersarang laba-laba banget ya? Mau hiatus lagi sampe juli aja rasanya, ahaha (dihajar). Apa kabar kamu semua HAH? Lompat-lompat banget ya ini chapter? HAHA bomat. Next chapter bakal gue protek gakpapa ya, cuman bisa dibuka sama orang yang komen di chapter ini, komennya beneran komenin cerita ini ya, ngeri-ngeri cuma ada yang komen titik doang. Buat tanya password next chapt, mampir aja ke tuiter gue yang @fx_parade karena akun satunya lagi jarang gue buka-buka hoho..

Sampai ketemu next chapter ya pasti deh bakal seru banget, hahahaa.. I’ll see yaah!

 

Sincerely yours

Sofi